Pakar Indonesia Mengkhususkan Diri Pada Pertandingan Sepak Bola – Dengan majunya era globalisasi, teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Kutipan dari buku Science and Engineering Indicators (2002): Teknologi secara umum diartikan sebagai nilai material, benda, atau tidak berwujud yang diciptakan secara integral melalui tindakan dan pemikiran yang memberi nilai tambah. Istilah teknologi mengacu pada alat dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan manusia.
Pakar Indonesia Mengkhususkan Diri Pada Pertandingan Sepak Bola
arenasportsid – Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin meluas dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia. Tentu saja kehadiran teknologi ditujukan untuk benar-benar menunjang aktivitas masyarakat. Setiap aspek kehidupan manusia biasanya dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, termasuk sepak bola.
Era modern sepak bola telah menyaksikan peningkatan penggunaan teknologi dengan tujuan memfasilitasi berbagai aspek aktivitas dalam pertandingan 11v11. Beberapa teknologi terkini yang sedang marak di dunia sepak bola antara lain Goal Line Technology (GLT), sistem wasit mata ketiga, dan Video Assistant Referees (VAR) terbaru.
Meskipun teknologi ini umum digunakan dalam kompetisi elit di seluruh dunia, kami menyadari bahwa tidak semua kompetisi menggunakan teknologi ini karena biayanya yang mahal. Lalu bagaimana dengan sepak bola di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia dan salah satu negara dengan penggemar sepak bola terbanyak? Sekilas teknologi masih belum umum di sepak bola Indonesia. Tapi percayalah, beberapa tim menjadi lebih paham teknologi. Salah satunya adalah penggunaan dan pengoperasian website resmi sebagai media penyebaran informasi kepada masyarakat luas yang banyak digunakan oleh tim Indonesia. Atau digital scoring yang sudah digunakan di sebagian besar stadion di Indonesia.
baca juga : Cara Baru Untuk Memprediksi Strategi Permainan
Selain itu, beberapa klub mulai menggunakan teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan menggunakan situs resmi klub. Salah satunya Arema FC yang memanfaatkan billboard digital Stadion Canjurhan sebagai markasnya. Selain itu, Bali United sudah mulai menggunakan teknologi rompi GPS yang dapat mengukur kebugaran, daya tahan, dan pergerakan pemain.
Bali United menjadi salah satu tim Indonesia yang mulai menggunakan teknologi tersebut. Klub berjuluk Serdadu Tridatu ini mungkin akan menggunakan rompi GPS untuk memudahkan penilaian performa pemain..
baca juga : Rekomendasi Aplikasi Foto AI Terbaik Untuk Seluler
Borneo FC menggunakan teknologi lain: alat pendeteksi cedera. Alat yang disebut alat USG muskuloskeletal portable ini digunakan Pesut Etam jelang laga tandang melawan Persija Jakarta. Fisioterapis Kalimantan Rusfinanda mengatakan Pesut Etam menjadi satu-satunya klub di Indonesia yang berkesempatan menjajal alat pendeteksi cedera produksi perusahaan Jerman.
“Jadi, sebagai lelucon, kami mengundang perusahaan-perusahaan Jerman dan meminta mereka membantu kami dengan proposal tersebut tanpa sepengetahuan manajemen, karena berpikir itu akan membantu. Beberapa klub menyarankan klub lokal dan klub di luar Indonesia. Saya diberi uji coba gratis,” ujarnya di situs resmi klub.
Lusufi mengatakan alat tersebut akan sangat membantu tim untuk mengetahui jenis dan tingkat keparahan cedera pemain. Ia yakin hal ini akan memungkinkan ahli terapi fisik menentukan langkah pemulihan yang tepat bagi para atlet. “Oleh karena itu, alat ini memungkinkan atlet untuk menentukan risiko cedera dan kemungkinan kambuhnya cedera,” lanjutnya.
Tentunya dengan perkembangan teknologi terkini yang digunakan oleh tim Indonesia saat ini, diharapkan dapat ditiru oleh tim lain. Mengingat penggunaan teknologi dalam sepak bola, tidak semua orang akan memberikan reaksi positif, namun hal ini tentu membantu. Apalagi, banyak tim, terutama di divisi satu, yang rela mengeluarkan dana besar demi mendapatkan pemain berstatus kelas dunia. Hal ini cukup menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia semakin maju. Jika klub-klub Indonesia bisa mendatangkan pemain kelas dunia, mengapa tidak menggunakan teknologi yang justru membantu?